Jumat, 11 September 2015

Dilarang Parkir


Sejumlah mobil yang terparkir tepat di samping tanda larangan. Lokasi: Depan Kantor Walikota Medan. Foto | Ang


Persoalan parkir selalu disandingkan dengan kemacatan lalulintas. Bagaimana tidak, budaya masyarakat yang suka mengabaikan peraturan, larangan dan hukuman sudah melekat erat bak daki yang hampir berkerak.

Di Kota Medan sendiri, persoalan parkir masih terus menjadi sorotan elemen masyarakat seperti tarif parkir yang tidak menentu dan cenderung bergantung pada mood sang jukir.

Jika bertemu jukir yang garang kita dipaksa membayar Rp2.000 rupiah meskipun bukan parkir di tepi jalan kelas I. Alasan mereka, setoran naik. Ketika dimintai karcis, mereka pun bilang sudah habis.

Selain soal tarif parkir, yang juga disoroti adalah ketertiban berparkir ria di tepi jalan. Tapi jelas saja ini juga diabaikan. Lihat saja sekolah-sekolah bonafit seperti Shafiyyatul Amaliyah yang muridnya kebanyakan dari kaum berada membawa mobil dan parkir di badan jalan. Terang saja ini mengakibatkan macat, menyumbat aliran lalulintas yang memang sudah padat sebab tak jauh dari situ juga ada pasar tradisional.

Selain itu, tempat-tempat makan yang terkenal dan sering didatangi para pengunjung yang juga berasal dari kaum berada seperti Mie Aceh Titi Bobrok, yang parkirnya memakan setengah badan jalan. Bukan cuma itu, tukang parkir yang ada di sana juga sering berseliweran tiba-tiba untuk mengejar uang parkir tanpa menghiraukan kendaraan yang sedang melintas. (Ketabrak sih enggak, tapi bikin geregetan aja).

Pertanyaannya, apa pelanggaran seperti ini dilegalkan di Kota Medan, sehingga pengusaha tak perlu repot memikirkan perparkiran di depan lapak mereka. Atau memang mereka sudah tahu sama tempe dengan petugas yang dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Medan.

Sebab, kadang-kadang di lokasi pelanggaran memang terlihat sosok penampakan pria-pria berbaju abu-abu Dishub.

Lantas, apa yang dilakukan Dishub dan Kepolisian selama ini selaku eksekutor terhadap pelanggar aturan lalulintas. Apa yang dilakukan Dishub untuk menertibkan mobil-mobil yang parkir di badan jalan? Pernah digembok? Pernah dikempesi bannya? Pernah diangkut mobilnya? Atau hanya dilihat dan ditegur dengan nasehat-nasehat suci saja? (Ang)
 



Rabu, 29 April 2015

Kakek Sarung di Medan, Teror Musiman Daerah




Warga Medan yang dibuat heboh dengan teror kakek sarung pencabut nyawa. Sebagian percaya, sebagian lagi menganggap hanya teror musiman seperti yang sudah-sudah.






Kamu tentu masih ingat dengan teror-teror sosok mengerikan di Indonesia seperti suster gepeng, kolor ijo, nenek gayung sampai kakek cangkul.

Dan dalam seminggu terakhir, giliran warga Medan yang dibuat heboh dengan teror kakek sarung pencabut nyawa.

Bahkan sebuah pesan berantai pun tersebar di kalangan warga Medan. Dalam pesan itu dituliskan jika sudah ada banyak korban meninggal karena seorang kakek yang lagi mencari tumbal ilmu hitam.

Teror sejenis kakek sarung juga pernah terjadi di Medan dan sekitarnya. Alhasil rumor-rumor seperti kolor ijo dan ninja itu berhasil membuat warga takut dan tak berani meninggalkan rumah.

Beberapa tahun lalu, warga Berastagi pernah dihebohkan dengan keberadaan ninja. Saat itu warga benar-benar tidak ada yang berani keluar rumah selepas maghrib. Kabarnya, ninja ini adalah orang yang sedang menuntut ilmu hitam dan akan membunuh siapa saja yang dijumpainya.

Menurut warga, ada yang mendengar orang berjalan-jalan di atas atap ketika malam tiba. Dan mereka mengatakan itu adalah sosok ninja dengan pakaian serba hitam.

Warga juga sempat mengejar sang ninja dengan membawa parang, pisau, cangkul dan apa saja yang bisa dijadikan senjata.

Namun ninja itu raib dengan gerakan yang sangat cepat, bahkan dengan mudahnya berlari di atas atap-atap rumah.

Lain lagi kabar soal kolor ijo yang doyan mencuri pakaian dalam wanita dan memperkosa. Katanya, kolor ijo akan memasuki rumah dan memperkosa perempuan yang ada di dalamnya.

Oleh karena itu, warga memasang berbagai penangkal mulai dari bawang putih, sapu lidi hingga bambu kuning di atas pintu mereka.

Bahkan anak-anak sekolah membuat potongan bambu kuning yang dijadikan gelang sebagai penangkal.

Selain kolor ijo, di Berastagi juga beredar kabar hantu kepala yang gemar menghisap darah bayi. Konon katanya, warga sekitar pernah mendapati hantu itu sedang berada di atas kepala anaknya.

Ketika ia berteriak memanggil bantuan, hantu itu pun raib. Wajah dan tubuh sang anak berubah menjadi biru dan susah bernafas, sehingga ia menyimpulkan anak itu sudah terkena hantu kepala itu. Padahal ketika diperiksakan, dokter maengatakan anak itu terkena penyakit jantung.


Kini di Medan kabar kakek membawa sarung yang suka datang ke rumah-rumah setiap pagi dini hari, sore dan setelah Maghrib merebak.

Peringatan agar tidak membukakan pintu untuk si kakek yang bisa mengambil nyawa seseorang lewat sarung itu sukses membuat warga merasa diteror. Terutama oleh para orangtua.

Percaya Hanya pada Tuhan

Sementara, kebanyakan orang percaya isu kakek sarung itu hanyalah informasi tidak benar alias hoax. Mereka hanya menganggap isu itu hanyalah ulah orang iseng yang ingin mencari sensasi.

Sensasi dan terror seperti ini sudah sering terjadi dan tidak ada orang yang benar-benar menjadi korbannya. Mereka menganggap isu ini akan berlalu seiring bergantinya waktu.

“Saya tidak percaya. Saya percaya hanya pada Tuhan. Mungkin ada yang kesal terhadap pengemis yang merupakan seorang kakek-kakek, sehingga dibuat berita seperti itu supaya tidak ada lagi yang memberi sedekah padanya,” kata alumni Magister USU, Alfa Reza.

Lain lagi hal yang diungkapkan Nana Diana. Mahasiswa UMSU ini menganggap berita Kakek Sarung adalah isapan jempol belaka.

“Ah, mana mungkin. Itu mah hoax, kalau tidak coba tunjukkan mana korbannya yang katanya sudah meninggal itu. Masa keluarganya tak ada diekspose media,” ungkapnya.

Ia pun meminta warga Medan tidak panic berlebihan sebab sebagai orang beragama, kata Nana, tidak sepantasnya takut terhadap hal seperti itu.

“Kita kan orang beragama, masa percaya sama yang begituan. Yang bisa mencabut nyawa itu cuma Allah. Apalagi dengan cara-cara yang tidak masuk akal seperti itu, tidak mungkin lah,” katanya.

Lantas, darimana awal mula kisah kakek sarung pencabut nyawa itu muncul?

Sejatinya, sumber teror yang meresahkan warga Medan itu juga tak diketahui dan tiba-tiba saja menyebar di pesan berantai dan jejaring sosial.

Namun dari berbagai informasi, dipercaya jika teror ini dimulai di kota Binjai dan Medan. Disebutkan jika ada seorang kakek yang menjual kain sarung dengan harga murah sekitar Rp5.000-10.000.

Si kakek tampak begitu menyedihkan agar sang calon pembeli iba dan membeli sarung itu. Anehnya, setiap orang yang membeli sarung itu esok harinya akan meninggal dunia. Rumor berhembus bahwa sarung itu bakal berubah jadi kain kafan dan mengambil nyawa si pembeli lantaran sarung itu adalah tumbal ilmu hitam.

Salah satu pengguna Kaskus dengan akun GinGanGon bercerita bahwa rekannya yang bernama Bayu mengalami hal tersebut. Dari penuturannya, keluarga Bayu didatangi oleh kakek penjual sarung di malam hari.

Tapi karena menolak tawaran si kakek dan kakek penjual sarung itu kemudian pergi begitu saja. GinGanGon juga memberikan info bahwa ada yang melihat sosok kakek penjual sarung misterius di kawasan Mencirim, Medan yang dekat dengan kosnya. 

Mitos Soal Kesulitan Dapat Jodoh



Banyaknya mitos yang berkembang di masyarakat mengenai sulit jodoh, semakin mendukung perilaku sesat seperti mendatangi dukun dan melakukan ritual-ritual tertentu sebagai syarat agar jodohnya diperlancar


Kita semua paham bahwa jodoh adalah urusan Allah Swt. Apalagi, ada sebuah ayat yang tertulis dalam Alquran, dan kami menciptakanmu berpasang-pasangan (QS AN Naba:8). Dan kita semua juga tahu, garis kehidupan (rezeki, jodoh dan ajal) telah digoreskan sejak manusia masih berada dalam kandungan ibunya seiring dengan ditiupkannya ruh.

Namun, kita tak pernah tahu kapan dan bagaimana jodoh akan datang. Sehingga, tak jarang kita temui orang yang katanya sulit mendapatkan jodoh. Bahkan, mereka ini memilih jalan kemusyrikan ketimbang mencari solusi yang lebih rasional.

Ditambah lagi, banyaknya mitos yang berkembang di masyarakat mengenai sulit jodoh, semakin mendukung perilaku sesat seperti mendatangi dukun dan melakukan ritual-ritual tertentu sebagai syarat agar jodohnya diperlancar.

Orang-orang tua zaman dahulu percaya, jika seorang wanita yang sulit jodoh bisa jadi karena terhalang oleh keinginan ibunya yang tak kesampaian saat mengandung dulu. Salahsatu daerah di Sumatera Utara yang mengadopsi mitos ini yaitu Simalungun.

Menurut penduduk di sana, seorang wanita yang hampir mencapai usia kepala tiga namun masih belum menikah, boleh jadi karena disebabkan hal tersebut. Harus dilakukan suatu ritual agar dia segera bertemu jodohnya.

Salah satu syaratnya dia harus datang berkunjung ke rumah saudara perempuan ayahnya dan makan satu piring dengannya. Dengan begitu, menurut mereka, pintu jodoh akan segera terbuka.

Tak jarang kejadian ini berbuah manis. Setelah ritual dilakukan, jodoh pun datang. Fenomena ini membuat masyarakat menjadi semakin memercayai mitos tersebut.

Dicintai Makhluk Gaib

Susahnya jodoh mendekat juga konon katanya bisa karena dicintai makhluk halus loh. Orang yang diikuti dan dicintai makhluk halus seperti jin akan selalu gagal menjalin hubungan serius dengan lawan jenisnya. Hal ini ditengarai menjadi penghalang bagi seseorang untuk menemukan jodohnya.

Dikatakan seorang pakar supranatural asal Kota Medan, Saswita Vianty, ada kasus dimana seorang pria yang selalu gagal menjalin hubungan dengan wanita karena ada jin wanita yang diam-diam mencintainya.

Jin ini tak mengizinkan ada wanita dari golongan manusia menjadi pendamping si pria. Sehingga, dia memanipulasi pikiran si pria agar membenci wanita dan hasilnya si pria pun tak penah berhasil saat hubungan yang dibinanya memasuki jenjang yang lebih serius.

”Terkadang, ada jin yang mencintai manusia. Dia hidup menempel pada tubuh manusia yang dicintainya dan ikut masuk ke dalam pikiran bawah sadarnya. Makanya, kadang muncul rasa benci secara tiba-tiba kepada lawan jenis dan mengakibatkan jodoh sulit datang,” jelasnya.

Dikatakannya, hal itu terjadi diluar kesadaran manusia. Sebab, sifat jin itu sama seperti saat seseorang ketempelan jin/kesurupan pasif. Selain memengaruhi pikiran, keberadaan jin itu juga bisa meredupkan aura.

Sehingga, kata dia, seseorang menjadi kelihatan tak menarik dalam artian karena auranya yang gelap. Hal itulah yang terlihat oleh lawan jenis. Makanya, orang-orang yang dicintai jin ini cenderung tak menarik bagi lawan jenisnya.

Diluar mitos-mitos tadi, sulit jodoh juga bisa disebabkan karena hal-hal yang berkaitan dengan diri dan lingkungan sekitar seseorang. Hal-hal tersebut cenderung lebih rasional dan bisa dicarikan jalan keluarnya. Misalnya saja, seorang wanita sukses.

Hal itu menjadi masuk akal, ketika seorang wanita yang karirnya gemilang, gajinya tinggi dan hidupnya mapan, membuat para lelaki menjadi minder bahkan sekadar untuk mendekat, sehingga menjadikan mereka sulit mendapat jodoh.

Hal lain yaitu karena mungkin ada dosa di masa lalu yang membuat Allah akhirnya menahan jodohnya. Sebab, seperti yang kita sepakati sebelumnya, bahwa jodoh adalah urusanNya. Cobalah koreksi diri dan bertaubat memohon ampun.

Sejatinya, jodoh akan datang ketika kita sudah siap menerimanya. Tanpa mau tahu dengan siapa, kapan, dan bagaimana, sebaiknya persiapkan saja diri sebaik mungkin. Ketika waktunya tiba, Allah pun tak akan menundanya. Seperti kata pepatah, love will find the way.

(tulisan ini sudah terbit di Harian Orbit 18 Desember 2014)