"Tutup Jalur Pendakian Sibayak"
Gunung Sibayak . Foto | Dokumen Galunggung Team |
Gunung Sibayak merupakan salahsatu situs wisata alam andalan Kota Berastagi saat ini. Belum normalnya status Gunung Sinabung pascaerupsi beberapa waktu lalu membuat ratusan bahkan ribuan orang pengunjung beralih ke gunung setinggi 2,212 meter dari permukan laut tersebut.
Sekarang ini berbagai kalangan sudah menginjakkan kakinya ke
gunung tersebut mulai dari pendaki, komunitas-komunitas pemuda, pasangan
muda-mudi, hingga keluarga.
Memang dari segi jalur pendakian dan biaya, Gunung Sibayak
merupakan pilihan yang pas untuk menghabiskan liburan akhir minggu bahkan
dengan anak-anak sekalipun.
Alhasil, ribuan orang akan terlihat memenuhi lereng hingga
puncaknya setiap akhir pekan. Dan, mereka akan meninggalkan gunung sampah pula.
Pasalnya, orang-orang yang naik ke atas tidak semua memiliki kesadaran bahwa
alam tetap harus dijaga.
Bahkan para relawan yang melakukan gerakan mengutip sampah
di awal tahun silam, bukan hanya menemukan sampah bungkusan makanan atau
minuman, melainkan (maaf) hajat manusia.
Sampah yang dikumpulkan dari puncak Gunung Sibayak sehabis perayaan Tahun Baru 2015. Foto | Dokumen Galunggung Team |
Hal ini tentu membuat kita miris dan sedih. Sebagai aktivis
yang dulu biasa mendaki gunung yang dibanggakan itu, pasti tidak terima dengan
kondisi Gunung Sibayak saat ini.
Belum lagi warung-warung bertenda biru yang semakin hari
semakin bertambah jumlahnya. Tidak adanya perhatian dari pemerintah setempat
akan membuat Gunung Sibayak bernasib sama dengan objek wisata lainnya seperti
Tahura, Sibolangit dan Air Terjun Dua Warna, atau lebih mirip Bukit Gundaling.
Perlu diingat, Gunung Sibayak adalah wisata alam yang perlu
diperhatikan kelestariannya. Oleh karena itu perlu ada penyamaan persepsi di
kalangan kelompok pencinta alam mengenai konservasi lingkungan hidup. Sehingga
kelompok pencinta alam bukan hanya tahu mendaki gunung, tapi juga harus ikut
melestarikan alam.
“Para kelompok pencinta alam ini perlu diperluas wawasannya,
sehingga tanggap terhadap isu-isu lingkungan seperti ini. Perlu disamakan
persepsi menenai konservasi yang sebenarnya itu apa,” ujar aktivis Komunitas
Akar, Indra Kurnia saat berbincang dengan Harian Orbit di Warung Netral USU
kemarin.
Menurut Indra, langkah-langkah strategis sangat perlu
dilakukan sesegera mungkin agar Gunung Sibayak tak berubah menjadi seperti
Gundaling, yang dipenuhi tenda biru, kotoran kuda, sampah dan pungutan liar.
Sampah plastik yang banyak terdampar di hampir semua areal camping Gunung Sibayak. Foto | Dokumen Galunggung Team |
Gampangnya, pembatasan jumlah pendaki untuk mengurangi
keramaian di atas. Pendaftaran peserta
yang akan mendaki juga diperlukan selain untuk keamanan juga untuk mengontrol
jumlah para pengunjung. Namun hal itu akan sulit terwujud tanpa adanya
kerjasama dari pemerintah.
Apapun ceritanya, jika pemerintah sudah mengeluarkan aturan,
para pendaki ataupun para pedagang mau tak mau harus patuh. Dengan proses
pelestarian Gunung Sibayak akan lebih mudah.
Selain itu perlu diwajibkan untuk membawa turun kembali
sampah yang dibawa ke gunung. Sampah dapat dikumpulkan di tempat penampungan
sementara untuk selanjutnya dibuang ke TPS terdekat.
Ekstrimnya, tutup jalur mendakian Sibayak untuk beberapa
waktu demi membersihkan lokasi dari sampah-sampah tersebut. Setelah itu
berlakukan musim pendakian, bahwa pendakian hanya bisa pada hari-hari tertentu
saja.
Hal ini yang perlu diperhatikan Pemerintah Kabupaten Karo
selaku pengelola Gunung Sibayak. Jika Sibayak tetap asri, pengunjung akan terus
berdatangan termasuk dari luar negeri. Pendapatan daerah pun otomatis akan
bertambah, tapi jika ini dibiarkan begitu saja, Gunung Sibayak akan berubah
seperti tempat wisata lainnya di Karo yang terkesan tak diurus.
PAD memang penting, tapi melestarikan alam jauh lebih
penting. Hal ini yang seharusnya menjadi pembangun semangat pemerintah,
masyarakat setempat dan semua pengunjung Gunung Sibayak.
Penertiban bukan berarti harus mematikan potensi wisata dan rezeki masyarakat setempat. Tetapi penataan untuk menggali potensi lebih objek wisata itu sediri jika saja pemerintah bisa mencermatinya. ()