Rabu, 14 Januari 2015

Bang, Tukar Ikan Mas Koki!

Anak-anak SD yang sedang berebut membeli kupon ikan di depan sekolah. Foto|Ang

Ikan hias memang menarik. Selain warnanya yang memikat, bentuknya yang unikpun membuat orang-orang gemas dan ingin memeliharanya. Terlebih anak-anak.

Hal itu dimanfaatkan penjual ikan untuk mengadu peruntungan dengan menjual berbagai ikan hias di depan sebuah Sekolah Dasar (SD) di Jalan Setia Budi Titi Bobrok, Medan.

"Bang, gopek Bang, gopek," teriak salahseorang anak sambil menjulur-julurkan uang lima ratus rupiah kepada penjual ikan yang duduk di sepedamotor gerobaknya.

Sang penjual pun menyodorkan sebuah toples berisi kupon-kupon. Ibarat lotere, anak itu mengambil satu kupon seharga uang yang diserahkannya. Dengan semangat ia membuka gulungan kupon tersebut.

"Yaaaah, lele!" teriaknya kecewa. Si anak pun mendapat seekor anak lele berukuran 5 cm dalam plastik kecil berisi air.

"Aku dapat pelet Bang, tukar lele," kata anak perempuan.

Sang penjual pun terlihat sibuk melayani para pelanggan-pelanggan kecilnya. Pria muda itu tampaknya sudah terbiasa menghadapi anak-anak. Ia tampak kalem melayani permintaan anak-anak yang bermacam-macam.

"Mau beli ikan kak?" katanya yang saya jawab dengan senyuman saja. Bukan, tak mau merogoh kocek barang gopek atau seceng, tapi saya asyik melihat tingkah anak-anak yang sangat bersemangat itu.

Bagaimana tidak, ikan-ikan hias itu begitu menggoda anak-anak sehingga mereka menggandrungi gerobak si penjual hingga jam istirahat berakhir. Bahkan beberapa orang saja yang menyinggahi tempat penjual mie atau jajanan. Sepertinya mereka menaruhkan semua uang sakunya untuk ikan-ikan yang menggellantung di gerobak itu.

Bagi mereka yang beruntung, kupon bisa berisi nama ikan mas koki, bagi yang tidak, hanya mendapat lele atau pelet. Namun saya bisa pastikan di puluhan kupon itu hanya 1 atau 2 kupon saja yang berisi ikan mas koki.Trik jualan!

Begitupun, ada opsi barter di sana. Pelet bisa ditukar dengan lele, begitu juga sebaliknya. Dan masih ada opsi-opsi barter yang lain.

"Bang, tukar ikan mas koki!" teriak seorang anak menyerahkan 4 bungkus anak lele plus dua lembar kupon miliknya.

Secara hitung-hitungan, untuk membeli mas koki dengan sistem barter tersebut membutuhkan uang Rp3.000 rupiah sebab harus ada 6 lele, atau 6 kupon.

Mengherankan, anak-anak itu tak mau langsung membeli mas koki dengan harga tersebut, mereka lebih memilih gamble. Mempertaruhkan lima ratus demi lima ratus milik mereka untuk kupon yang belum pasti apa isinya demi mendapat 'hadiah utama'.

Positifnya, mereka lebih memilih proses dan tantangan serta kesenangan pribadi dalam membuka kupon-kupon itu daripada proses instan menggunakan uang. ()


Tidak ada komentar:

Posting Komentar